Empati Bisa Dilatih1

Empati Bisa Dilatih? Ini Cara Biar Anak Lebih Peduli dengan Orang Lain

Momim&Dadin, kita tentu menginginkan anak kita menjadi anak yang tidak hanya peduli pada dirinya sendiri, tapi juga orang lain. Dalam perkembangan sosialnya, anak memerlukan kemampuan empati untuk dapat berinteraksi dengan baik.

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang orang lain alami. Memupuk empati sejak dini sangat penting agar anak tidak hanya paham perasaan dirinya sendiri, tetapi juga bisa peduli terhadap orang lain di sekitarnya. Kabar baiknya, empati itu bisa dilatih! Yuk, kita bahas strategi ampuh mengembangkan sikap empati pada anak.

1. Menjadi Contoh Empati yang Nyata

Menurut penelitian oleh Spinrad dan Eisenberg (2014), anak-anak cenderung meniru sikap dan perilaku orang tua atau pengasuh. Dengan menunjukkan sikap empati dalam kehidupan sehari-hari, seperti mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian atau menolong teman yang kesulitan, anak akan belajar bahwa empati adalah sikap yang berharga dan harus dipraktikkan.

Empati Bisa Dilatih2

2. Gunakan Cerita dan Diskusi untuk Memahami Perasaan Orang Lain

Cerita atau kisah bisa menjadi media efektif untuk mengenalkan anak pada berbagai emosi dan situasi. Ajak anak berdiskusi tentang bagaimana perasaan tokoh dalam cerita dan bagaimana mereka bisa membantu. Cara ini bisa meningkatkan kemampuan anak memahami perasaan orang lain secara lebih mendalam, mirip dengan teknik yang direkomendasikan di mengajarkan anak berpikir kritis.

3. Dorong Anak untuk Membangun Relasi Sosial yang Positif

Interaksi dengan teman sebaya membantu anak belajar mengenali perasaan dan kebutuhan orang lain secara langsung. Namun, jika anak menunjukkan perilaku yang kurang baik, misalnya perilaku kasar, penting bagi orang tua untuk memberikan arahan dan pengertian tentang akibat dari sikap tersebut pada perasaan orang lain.

Empati Bisa Dilatih3

4. Ajarkan Anak Menghargai Kesalahan sebagai Proses Belajar

Empati juga berkembang saat anak belajar memahami bahwa setiap orang bisa membuat kesalahan. Jangan cepat menghakimi saat anak atau teman membuat salah, melainkan gunakan kesempatan itu untuk mengajak anak memahami perasaan orang lain yang mungkin sedang menyesal. Ini sejalan dengan konsep belajar dari kesalahan anak.

5. Libatkan Sekolah sebagai Mitra dalam Pembentukan Karakter Empati

Sekolah memegang peranan penting dalam membentuk moral dan sikap sosial anak. Dengan berkolaborasi dan mendukung program-program sekolah yang menanamkan nilai empati dan moralitas, orang tua dapat memperkuat pembelajaran yang didapatkan anak di rumah. Informasi lebih lanjut tentang peran sekolah dalam moral anak dapat membantu orang tua memahami bagaimana mendukung hal ini.

Kenapa Penting Melatih Empati pada Anak?

Riset psikolog dari 2021 oleh Decety dan Holvoet mengemukakan bahwa anak yang memiliki sikap empati cenderung lebih mudah bergaul, memiliki problem solving yang baik, dan mampu menghindari perilaku bullying. Dengan empati, anak jadi lebih peduli, bukan hanya terhadap teman sebayanya, tetapi juga kepada orang tua dan lingkungan sekitar.

Rambu-Rambu Penting tentang Membangun Empati Anak

Pada usia 2-7 tahun, anak berada pada fase pra-operasional di mana tingkat egosentrisnya masih tinggi. Di masa ini, anak melihat dirinya sebagai pusat dunia, sehingga anak belum mampu untuk benar-benar memahami orang lain. Namun, ini bukanlah hal yang buruk, egosentris anak bermanfaat agar anak juga bisa mengembangkan kemampuannya sebagai individu, mengenali kebutuhan dan keinginannya, serta menetapkan batasan bagi orang lain atas dirinya. Jadi, kalau suatu hari anak menolak berbagi, atau terlihat acuh pada temannya, jangan langsung dimarahi, ya, Momim&Dadin. Bimbing dan bangun empati anak tanpa memaksa, karena anak memerlukan proses untuk memahami apa itu empati dan mengapa ia perlu peduli.

Kesimpulan

Mengajarkan empati pada anak bukan hanya soal mengajarkan kata “tolong” dan “maaf”, tetapi menanamkan rasa peduli dan pengertian pada perasaan orang lain secara kontinu. Mulai dari contoh pribadi, penggunaan cerita, interaksi sosial, sampai kerja sama dengan sekolah, semua aspek ini saling melengkapi untuk menjadikan anak yang lebih empatik dan peduli.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *