Siapa di antara Momim dan Dadin yang pernah merasa seperti robot karena terus-menerus mengulang omelan pada anak? Mungkin kita merasa bahwa cara tersebut adalah cara yang paling efektif agar anak menurut, namun ternyata ada cara yang jauh lebih baik! Penelitian menunjukkan bahwa disiplin positif lebih efektif dalam mewujudkan komunikasi orang-tua anak yang lebih baik dibandingkan hukuman atau omelan yang berulang.
Kunci utama dari disiplin positif terletak pada bagaimana kita berkomunikasi. Mari kita ubah pola komunikasi dari yang destruktif menjadi konstruktif!

Mengapa Komunikasi Positif Begitu Penting?
Bayangkan perasaan Momim dan Dadin ketika atasan di kantor terus memarahi tanpa memberikan solusi. Frustasi, kan? Begitu juga yang dirasakan anak-anak kita. Menurut penelitian Meter et al. (2024), komunikasi positif antara orang tua dan anak berhubungan dengan tingkat agresi yang lebih rendah. Anak-anak membutuhkan bimbingan, bukan penghakiman. Mereka butuh merasa didengar dan dipahami, bukan hanya disalahkan.
5 Teknik Komunikasi Ajaib untuk Disiplin Positif
1. Gunakan “Saya” Statement
Daripada: “Kamu selalu bikin berantakan!”
Coba: “Momim merasa sedih ketika rumah berantakan. Bisakah kita bersih-bersih bersama?”
2. Berikan Pilihan Terbatas
Contoh: “Apakah kamu mau merapikan mainan sekarang atau setelah makan malam?”
Teknik ini memberikan kontrol pada anak sambil tetap mengarahkan pada tujuan yang Momim & Dadin inginkan.
3. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah
Daripada: “Kenapa kamu tidak pernah mendengarkan?”
Coba: “Bagaimana caranya agar kita bisa bekerja sama dengan lebih baik?”
4. Validasi Perasaan Terlebih Dahulu
Contoh: “Dadin tahu kamu marah karena tidak boleh main game lagi, tapi sekarang waktunya belajar. Kita bisa main game lagi besok.”
5. Gunakan Bahasa Positif
- Hindari: “Jangan berlari!”
- Gunakan: “Yuk, jalan pelan-pelan di dalam rumah.”

Tips Praktis untuk Komunikasi Harian
Pagi hari: Mulai dengan apresiasi. “Wah, Momim senang lihat kamu bangun sendiri hari ini!”
Saat konflik: Ambil napas dalam, turunkan nada suara, dan sejajarkan pandangan dengan mata anak untuk menciptakan koneksi yang lebih baik.
Malam hari: Melakukan refleksi bersama. “Apa yang paling menyenangkan hari ini? Ada yang ingin diperbaiki besok?”
Ingat, Proses Butuh Waktu!
Perubahan tidak terjadi dalam semalam. Penelitian menunjukkan bahwa diperlukan konsistensi selama 21-66 hari untuk dapat membentuk kebiasaan baru. Jadi, bersabarlah dengan diri sendiri dan anak-anak. Komunikasi efektif adalah tentang prosed membangun hubungan yang penuh pengertian dan saling menghormati dengan anak-anak kita.




