Mendidik anak adalah tugas mulia yang membawa banyak kebahagiaan sekaligus tantangan bagi setiap orang tua. Namun, tanpa disadari, terkadang orang tua melakukan kesalahan dalam parenting yang dapat berdampak kurang baik pada perkembangan anak. Yuk, kita bahas beberapa kesalahan umum, dampaknya, serta solusi yang bisa diterapkan untuk menjadi orang tua yang lebih bijak.
Kesalahan Umum dalam Parenting
- Terlalu Mengatur dan Mengontrol Anak – Banyak orang tua yang merasa harus mengatur setiap aspek kehidupan anak tanpa memberi ruang untuk eksplorasi dan belajar mandiri. Hal ini bisa menghambat kreativitas dan rasa percaya diri anak.
- Kurangnya Konsistensi dalam Disiplin – Kadang aturan diterapkan, kadang tidak, membuat anak bingung mengenai batasan yang jelas.
- Kebiasaan Overprotective – Terlalu melindungi anak dari kegagalan dan risiko membuat anak menjadi kurang siap menghadapi tantangan kehidupan.
- Emosi yang Sulit Terkontrol – Orang tua yang sering marah atau emosi tidak stabil dapat menimbulkan ketakutan dan stres pada anak.
- Memberi Contoh yang Kurang Baik – Anak belajar dari contoh nyata. Jika orang tua sering mengabaikan komunikasi efektif atau menunjukkan konflik, anak dapat meniru perilaku tersebut.
Dampak Kesalahan Parenting terhadap Perkembangan Anak
Menurut riset tahun 2019 oleh Dr. Emily Smith, psikolog perkembangan anak dari University of Michigan, pola asuh yang tidak konsisten dan penuh tekanan dapat meningkatkan risiko anak mengalami masalah emosional seperti kecemasan dan rendah diri. Dampak jangka panjangnya bisa memengaruhi kemampuan sosial dan keberanian anak untuk mencoba hal baru.
Selain itu, riset lain yang dilakukan oleh Johansson & Lindahl (2021) menyebutkan bahwa anak-anak dari keluarga dengan pola asuh otoriter cenderung memiliki hubungan yang kurang hangat dengan orang tua, sehingga berisiko mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan beradaptasi di lingkungan sosial.
Solusi Menghindari Kesalahan Parenting
- Pelajari Tumbuh Kembang Anak – Setiap tahap perkembangan anak memerlukan fokus dan penekanan berbeda. Ada waktunya bagi orang tua untuk membantu anak, ada waktunya pula untuk melatih anak mandiri. Pastikan kita mengetahui milestone tiap usia agar dapat memberikan stimulasi yang sesuai.
- Konsisten dan Kongruen dalam Memberikan Aturan – Terapkan aturan yang jelas dan konsisten agar anak memahami batasan dan tanggung jawabnya. Selain itu, orang tua juga perlu taat pada aturan yang telah ditetapkan sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Misalnya, saat kita membatasi screentime untuk anak, kita sebagai orang tua juga perlu memberi batasan menggunakan gadget bagi diri sendiri.
- Kelola Emosi dengan Baik – Orang tua harus menjadi teladan dalam mengontrol emosi. Dengan suasana rumah yang tenang, anak pun akan lebih nyaman dan aman secara psikologis. Jika orang tua telah selesai dengan emosinya sendiri, akan lebih mudah untuk menuntun anak pada pendidikan yang orang tua rancang.
- Koneksi Sebelum Koreksi – Buat hubungan yang baik dengan banyak mendengarkan anak. Dorong anak untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya agar hubungan orang tua-anak semakin erat dan saling memahami. Dengan begitu, jika ada hal yang perlu dikoreksi, anak akan lebih mudah menerima.
Tidak ada orang tua yang sempurna, namun dengan kesadaran dan kemauan untuk terus belajar, kita bisa mencegah kesalahan-kesalahan yang berpotensi merugikan anak. Kebiasaan kecil yang dibangun hari ini akan menjadi fondasi masa depan anak yang sehat secara emosional dan sosial. Yuk, mulai praktikkan pola asuh yang lebih positif untuk mendukung perjalanan parenting Momim&Dadin!