Bantu Anak Keloka Emosi 01

Bantu Anak Kelola Emosi: Biar Nggak Gampang Ngambek & Meledak!

Pernah nggak sih Momim&Dadin mengalami momen di mana si Kecil tiba-tiba meledak marah karena hal sepele? Atau ngambek berlarut-larut sampai bikin pusing? Tenang, ini normal kok! Anak-anak memang masih belajar mengelola emosi mereka.

Menurut penelitian dari Eisenberg et al. (2010), kemampuan regulasi emosi pada anak berkembang secara bertahap dan sangat berhubungan dengan pengasuhan orang tua. Yuk, kita bantu si Kecil belajar mengelola emosinya dengan cara yang tepat!

Kenapa Anak Suka Meledak Emosi?

Sebelum memberikan solusi, Momim&Dadin perlu paham dulu nih kenapa anak sering “meledak”. Otak anak, terutama bagian yang mengontrol emosi, masih berkembang hingga usia 25 tahun. Makanya wajar kalau mereka belum bisa mengontrol perasaan seperti orang dewasa.

Bantu Anak Keloka Emosi 02

Ditambah lagi, anak-anak punya kosakata emosi yang terbatas. Mereka mungkin tahu “senang” dan “sedih”, tapi belum bisa mengidentifikasi perasaan kompleks seperti frustrasi, kecewa, atau cemas.

Tips Praktis Membantu Anak Mengelola Emosi

1. Jadi Contoh yang Baik

Anak adalah peniru ulung! Kalau Dadin suka teriak saat marah atau Momim panik berlebihan, jangan heran kalau si Kecil juga demikian. Tunjukkan cara mengelola emosi yang sehat di depan mereka.

2. Ajari Kosakata Emosi

Bantu anak mengenali dan menamai perasaannya. Misalnya: “Sepertinya kamu frustasi ya karena puzzle ini susah?” atau “Momim lihat kamu kecewa mainannya rusak.”

  • Gunakan buku cerita tentang emosi.
  • Buat “termometer emosi” dengan warna berbeda.
  • Diskusikan perasaan karakter di film atau buku.

Bantu Anak Keloka Emosi 03

3. Teknik Napas dan Relaksasi

Ajari teknik sederhana seperti “napas balon”, tarik napas perlahan sambil membayangkan mengembungkan balon, lalu buang napas pelan-pelan. Teknik ini terbukti efektif menenangkan sistem saraf anak.

4. Validasi Perasaan Anak

Jangan pernah meremehkan atau mengabaikan emosi anak. Kata-kata seperti “Ah, cuma gitu doang” atau “Jangan cengeng!” justru akan membuat mereka bingung dan menekan perasaannya.

5. Ciptakan Rutinitas yang Konsisten

Anak merasa aman dengan rutinitas yang dapat diprediksi. Ketika mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, level stress mereka akan menurun dan emosi lebih stabil.

Bantu Anak Keloka Emosi 04

Saat Anak Sudah Meledak, Gimana?

Kalau si Kecil sudah tantrum, tetap tenang ya Momim&Dadin! Dampingi mereka tanpa menghakimi. Tunggu sampai emosinya reda, baru ajak bicara. Ingat, ini adalah momen belajar yang berharga.

Berikan pelukan dan katakan bahwa Momim&Dadin tetap sayang meskipun mereka marah. Pisahkan antara perilaku dan pribadi anak, “Momim nggak suka kamu mukul, tapi Momim tetap sayang sama kamu.”

Kesabaran adalah Kunci

Mengajarkan pengelolaan emosi bukanlah proses instan. Butuh waktu, konsistensi, dan kesabaran ekstra. Tapi percayalah, investasi ini akan sangat berharga untuk perkembangan mental dan sosial anak di masa depan.

Setiap anak unik dengan kecepatannya masing-masing. Yang terpenting adalah terus mendampingi dengan cinta dan pengertian.


Artikel Terkait:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *