Pernah tidak, Momin&Dadin, berniat membereskan mainan anak yang berserakan tapi selalu tertunda sampai minggu depan? Atau mungkin ada email dari sekolah yang belum dibalas sejak tiga hari lalu? Jika iya, tenang saja—we’re in this together.
Bukan Sekedar Kemalasan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sirois (2023), penundaan sering kali bukan disebabkan oleh kemalasan, melainkan oleh kelelahan mental dan emosional. Bagi para orang tua, beban mental (mental load) yang harus ditanggung setiap hari bisa jadi sangat berat.
Bayangkan: mengatur jadwal anak, menyiapkan makanan bergizi, memastikan PR selesai, menghadiri rapat sekolah, membersihkan rumah, bekerja, dan masih banyak lagi. Wajar saja jika kadang-kadang kita menunda beberapa tugas!

Perfeksionisme: Musuh Tersembunyi
Tahukah Momim dan Dadin bahwa kita sebagai orang tua sering menjadi perfeksionis tanpa sadar? Kita ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga, sehingga menunda pekerjaan sampai merasa punya cukup energi untuk melakukannya dengan sempurna.
“Saya akan mulai menulis jurnal parenting besok, ketika punya waktu lebih banyak.”
“Nanti saja rapikan lemari anak kalau sempat sekalian diorganisir dengan cara yang baru.”
Padahal, menunggu momen sempurna justru membuat tugas terus menumpuk dan beban mental semakin berat.
Cara Mengatasi Siklus Penundaan
- Metode 5 Menit: Mulailah dengan komitmen mengerjakan tugas hanya selama 5 menit sehingga tugas tidak terasa terlalu membebani. Biasanya, begitu memulai, kita akan terus melanjutkan lebih dari 5 menit.
- Pecah Tugas Besar: Jangan lihat proyek besar sebagai satu kesatuan. Membenahi seluruh rumah terasa menakutkan, tapi membereskan satu laci atau satu sudut terasa lebih mungkin.
- Jadwalkan “Waktu Tunda”: Alih-alih menunda tanpa batas, jadwalkan waktu khusus untuk menunda. Misalnya: “Saya akan mengerjakan ini Jumat pukul 2 siang,” lalu tuliskan dalam kalender dan kerjakan saat waktunya tiba.
Relaksasi: Kebutuhan, Bukan Kemewahan
Momim dan Dadin yang selalu sibuk, ketahuilah bahwa meluangkan waktu untuk diri sendiri bukanlah hal egois. Justru dengan mengisi ulang energi, Anda bisa menjadi orang tua yang lebih baik. Berikut beberapa aktivitas yang bisa Momim Dadin lakukan saat mulai kewalahan:
- Relaksasi Sederhana: Tarik napas dalam dan hembuskan perlahan di antara kesibukan. Arahkan mata pada pemandangan hijau terdekat seperti taman atau pepohonan sehingga pikiran lebih segar.
- Waktu Bebas Gangguan: Tetapkan 15-30 menit sehari sebagai “waktu saya” yang tidak boleh diganggu.
- Delegasi Tugas: Minta bantuan pasangan atau anak yang sudah lebih besar untuk tugas-tugas sederhana.

Mulai dari Hal Kecil
Ingat, Momin&Dadin, kemajuan kecil tetaplah kemajuan. Bersihkan satu laci hari ini, besok mungkin kita akan merasa mampu membereskan satu lemari. Perlahan tapi pasti, siklus penundaan bisa diputus.
Bagian yang terpenting, bersikaplah lembut pada diri sendiri. Sama seperti kita tidak mengharapkan anak-anak kita sempurna, kita juga perlu memberi diri sendiri ruang untuk tidak selalu sempurna.
Jadi, kapan terakhir kali Anda benar-benar beristirahat? Mungkin sekarang saatnya untuk meluangkan 5 menit bagi diri sendiri, sebelum melanjutkan perjuangan sebagai orang tua super!



