Momim dan Dadin pasti sering dengar kan, “Anak itu peniru ulung orang tuanya”? Nah, ini bukan cuma pepatah lama yang diwariskan turun temurun. Menurut penelitian dari National Center for Biotechnology Information, anak-anak memang belajar perilaku sosial dan emosional terutama melalui observasi dan imitasi terhadap orang tua mereka.
Bayangin deh, setiap hari si kecil memperhatikan setiap gerak-gerik kita. Cara kita bicara, bereaksi saat marah, bahkan kebiasaan kecil seperti cara makan atau menyapa orang lain. Semua itu terekam dalam memori mereka dan akan menjadi “blueprint” perilaku mereka kelak.
Kenapa Jadi Role Model Itu Penting Banget?
Sebagai orang tua, kita adalah “guru” pertama dan utama bagi anak. Tidak ada yang lebih berpengaruh dari figur yang mereka lihat setiap hari di rumah. Saat Momim sabar menghadapi kemacetan atau Dadin dengan sopan meminta tolong ke tetangga, anak secara tidak sadar menyerap nilai-nilai positif tersebut.
Sebaliknya, ketika kita menunjukkan perilaku negatif seperti berteriak saat kesal atau berbohong untuk menghindari tanggung jawab, anak juga akan mencontoh hal yang sama. Makanya, jadi role model yang baik bukan cuma soal “mendidik” anak, tapi juga tentang “mendidik” diri sendiri.
Tips Praktis Jadi Role Model yang Keren
Nah, gimana sih caranya jadi role model yang baik? Ini dia tips praktis yang bisa Momim dan Dadin terapkan:
- Konsisten antara ucapan dan perbuatan – Jangan suruh anak jujur kalau kita masih suka berbohong kecil-kecilan
- Tunjukkan cara mengelola emosi – Kalau lagi kesal, coba ambil napas dalam-dalam dan bicara dengan tenang
- Akui kesalahan dan minta maaf – Ini mengajarkan anak bahwa tidak ada yang sempurna dan berani bertanggung jawab itu penting
- Tunjukkan empati dan kebaikan – Bantu tetangga yang kesulitan atau berikan sedekah dengan ikhlas
- Prioritaskan komunikasi yang baik – Dengarkan anak dengan sungguh-sungguh saat mereka bercerita
Mulai dari Hal Kecil
Jangan merasa harus jadi orang tua yang sempurna ya, Momim dan Dadin. Mulai aja dari hal-hal kecil seperti mengucapkan “tolong” dan “terima kasih” lebih sering, atau menunjukkan rasa syukur atas hal-hal sederhana dalam hidup.
Ingat, anak-anak tidak membutuhkan orang tua yang sempurna. Mereka butuh orang tua yang mau terus belajar dan berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Ketika kita menunjukkan usaha untuk menjadi lebih baik, anak-anak akan melihat bahwa pertumbuhan dan perbaikan diri adalah proses yang berlangsung seumur hidup.